Sunday, 8 December 2013

Cara Kerja RFID Pertamina

Cara Kerja RFID Pertamina - Program BBM yang bersubsidi yang dijalankan oleh Pemerintah ternyata belum sepenuhnya tepat sasaran. Banyak pemilik kendaraan yang tidak layak menggunakan BBM bersubsidi masih saja melakukan pembelian terhadap BBM bersubsidi. Hal inilah yang mendorong Pemerintah lewat Kementerian ESDM Pertamina mendorong masyarakat untuk melakukan Pemasangan RFID [ Radio Frequency Identification Device ]. Dengan alat ini nantinya diharapkan program BBM bersubsidi bisa berjalan dan tepat sasaran sehingga tidak sia-sia program yang telah dijalankan selama ini. Nah, bgaimana sih sebenarnya cara kerja RFID Pertamina ini. Mungkin masih banyak diantara kalian yang masih agak bingung dengan cara kerja program tersebut. 

Cara Kerja RFID Pertamina
Cara Kerja RFID Pertamina
Untuk mengatasi masalah ketidak tepatan konsumsi BBM bersubsidi tersebut, Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Pertamina meluncurkan Sistem Monitoring dan Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMPBBM). Caranya adalah menggunakan alat Radio Frequency Identification Device (RFID). “Alat RFID didesain untuk memonitor konsumsi BBM bersubsidi secara nasional. Sosialisasi akan gencar dimulai pada bulan Juni, diharapkan dapat diterapkan pada bulan Juli 2013,” ungkap Darius Darwis, Koordinator Pelaksana SMPBBM PT Pertamina Persero. Untuk cara kerja RFID sendiri merupakan sebuah modul yang terdiri dari beberapa alat yang terhubung antara kendaraan dengan data pusat yang dimiliki oleh Pertamina. “Data yang tersimpan dalam chip RFID tag berupa jenis kendaraan, identitas pemilik kendaraan, nama SPBU dan volume BBM yang diisikan. Dikirim melalui device controller ke data center Pertamina. Yakni melalui sebuah server lokal yang ditransmisikan pada SPBU,” terang Darius, saat ditemui langsung di Kantor Pusat Pertamina.

Nantinya dengan RFID ini diharapkan bisa mengatasi masalah BBM yang bersubsidi yang salah sasaran. Jadi ketika sebuah mobil sudah memasang alat ini, maka dengan sendirinya akan bisa diketahui seberapa banyak BBM bersubsidi yang dikonsumsinya. Sederhananya adalah alat ini bisa membatasi berapa kuoata penggunaan BBM bersubsidi dari mobil tertentu. Jika sebuah mobil sudah ditentukan penggunaan BBM bersubsidinya misalnya 300 liter, maka jika kuota 30 liter ini sudah habis maka mobil tersebut tidak bisa lagi menggunakan BBM bersubsidi. Karena nozzle dispenser SPBU otomatis tidak akan mengeluarkan BBM lagi, dan mobil tersebut hanya bisa mengisi lagi dengan BBM non subsidi.

Sedangkan untuk mendapatkan pemasangan RFID sendiri tidak dikenakan biaya sepeserpun alias gratis.  untuk pendaftaran RFID bisa dibaca pada halaman Pendaftaran RFID Pertamina. Pertamina akan memberikan alat RFID ini pada beberapa titik yang dianggap vital seperti pada beberapa SPBU, tempat umum sampai pada instansi pemerintah dan  swasta. Untuk pertama kali akan efektif di sekitar Jakarta, dan secara bertahap akan mencapai seluruh Indonesia. Penggunaan alat RFID ini sementara hanya sebatas monitoring saja, jika seluruh sistem telah terpasang maka pengendalian akan dilakukan. “Melalui data yang dikirim ke kantor pusat Pertamina, maka akan diketahui secara terperinci konsumsi BBM bersubsidi untuk tiap kendaraan. Maka risiko penyelewengan dapat ditekan,” imbuh pria yang berkarir di Pertamina sejak tahun 1994 ini.

Artikel Terkait

Cara Kerja RFID Pertamina
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email